www.hanlynmultiglobal.com |
Halo
Entrepreneur Indonesia!
Bagi kamu yang baru memulai berkecimpung dalam dunia bisnis, tidak ada
salahnya mencari tahu tentang apa saja kesalahan-kesalahan yang biasanya di
lakukan oleh pebisnis pemula. Tentu saja hal ini supaya kita lebih siap
menerima resiko dan juga tentunya belajar agar tidak terjebak pada kesalahan
yang sama. Yuk langsung saja kita bahas satu persatu!
1. No Plan
Kesalahan pertama seorang entrepreneur pemula biasanya adalah
“no plan”, alias tidak ada perencanaan yang jelas. Kami mengerti bahwa
semangatmu sangat tinggi dan kamu mungkin tidak sabar untuk memulai bisnis kamu
karena melihat prospek keberhasilan, prestige atau motivasi lainnya. Tetapi hal
yang tidak boleh di lewatkan dan perlu siapkan adalah perencanaan. Karena perencanaan
adalah jalan agar kamu bisa sampai ketujuan. Tanpa perencanaan, kamu akan
bingung menentukan arah bisnis agar sesuai dengan tujuanmu di awal. Ibaratnya
kamu ingin pergi ke suatu tempat tapi tidak tahu jalannya, kamu hanya
mengandalkan coba-coba atau duga-duga saja, padahal kamu akan di hadapkan
banyak sekali pilihan.
Pertama, kamu harus memilih transportasi jenis apa yang
memungkinkan kamu sampai di tempat tujuan naik bus, kereta, mobil, motor, kapal
atau pesawat. Kedua, rute mana saja yang harus dilalui, dan bagaimana cara menempuh rute-rute tersebut, belum lagi soal
biaya transport, jika tidak di hitung secara matang bisa-bisa kamu kehabisan
budget sebelum sampai ke tempat tujuan . Begitulah analogi sederhananya. Nah
sekarang coba bayangkan hal ini untuk sebuah bisnis. Memulai bisnis dengan
sebuah plan/perencanaan bukan berarti semuanya akan berjalan mululs tanpa
kesalahan, bukan itu tujuannya. Tetapi dengan perencanaan minimal kamu bisa
meminimalisir untuk nyasar, atau malah menjauh dari tempat yang di tuju hingga
tidak menemukan tempat yang di tuju. Saking pentingnya sebuah perencanaan,
Bejamin Franklin pernah berkata, “If you fail to plan, you are planning to
fail”. Dengan perencanaan, evaluasi yang kamu lakukan lebih memiliki pijakan
yang jelas sehingga perbaikan effort yang akan diberikanpun bisa lebih efektif
dan efisien. Jadi, lakukan riset, buat perencanaan yang cukup matang tentang
bagaimana cara dan tahapan kamu mencapai goal dari bisnismu! Go Entrepreneur!
2. Spending Way too Much Money
Kesalahan yang kedua yakni “spending way too much money”.
Sebenarnya ini bisa jadi ada kaitannya dengan perencanaan. Kamu memilih
cara/jalan yang menghabiskan terlalu banyak uang padahal hal itu kurang efektif
dan efisien untuk mencapai goal bisnismu. Kami mengerti bahwa setiap bisnis
pasti memerlukan modal financial dan terkadang tidak sedikit yang harus di
investasikan. Tetapi langkah awal yang terlalu longgar dalam pengeluaran juga
bisa berakibat kurang baik jika hal ini maasih belum prioritas dan sesuai
dengan tahapan pembangunan bisnismu.
3. Doing It Alone
Kesalahan yang tiga adalah “doing it alone”. Sebuah bisnis
apapun itu hampir tidak mungkin dilakukan seorang diri jika orientasinya adalah
pada pengembangan bisnis semaksimal mungkin. Karena banyak pekerjaan prioritas
yang sulit di lakukan oleh satu tenaga SDM. Jika kamu seorang owner bisnis,
jangan ragu untuk melimpahkan sebagian tanggung jawabmu kepada orang lain.
Buang pemikiran bahwa memperkerjakan SDM itu adalah suatu hal yang merugikan.
Karena apa yang akan kamu dapatkan akan sebanding bahkan lebih dari yang kamu
keluarkan untuk membayar gaji sdm mu. Tentunya dalam meng-hiring karyawan harus
tetap realistis dengan tahap pengembangan bisnis kamu, dan mengedepankan
pemilihan SDM yang mendekati kualifikasi. Karena percuma merekrut orang tapi
tidak sesuai kualifikasi, jadinya malah gabut dan menghabiskan budget. Jadi
jangan melakukan semuanya sendiri, pilih jumlah sdm yang berkualitas yang bisa
membantu bisnis selangkah lebih dekat dengan goals kita!
4. Making Things Perfect Before Launching
Ketiga, kesalahan yang sering di lakukan para entrepreneur
pemula yakni berusaha membuat segala sesuatunya menjadi sempurna sebelum meluncurkan
produk. Kadang, hal ini kerap di samakan dengan pembuatan planning bisnis yang
telah kita bahas pada point 1. Tapi sebenarnya, ini adalah dua hal yang
berbeda. Pembuatan planning tentu saja harus memiliki pijakan yang jelas,
tetapi bukan berarti tidak dapat di ubah. Justru, perubahan/flexibilitas harus
di lakukan jika seandainya ada asumsi-asumsi yang berubah dan berbeda dari awal
pembuatan planning yang tujuannya adalah problem solving. Beda dengan ambisi membuat
semuanya sempurna terlebih dahulu, hal ini akan menghambat bahkan dalam
pembuatan planning hampir tidak mungkin membuat semuanya perfect. Untuk itulah
diperlukan strategi dan pemilihan masalah dan prioritas serta keputusan yang
tepat dalam setiap langkah yang diambil oleh perusahaan atau sebuah bisnis.
5. Copying Other
Kesalahan selanjutnya adalah “copying other”. Wajar, apabila
kita terinspirasi oleh kesuksesan yang di raih orang lain dalam menjalankan
usahanya hingga kita pun terdorong untuk membuat bisnis yang sama. Tapi ketika
kita memutuskan membuat bisnis yang sama, maka saat itulah inspirator kita
menjadi competitor kita. Bleajar dari dari competitor yang memiliki track
record kesuksesan adalah hal yang di perlukan, karena ilmu tentang kesuksesan
bisa di miliki oleh setiap orang yang mencarinya. Tetapi, jika yang kita ambil
bukanlah ilmunya melainkan hanya mengcopy secara teknis, atau hasilnya maka
siap-siap kalah kompetisi. Kenapa? Pertama, ini karena competitor sudah
memiliki brand yang kuat dan di pilih oleh masyarakat untuk memenuhi
kebutuhannya. Maka kamu akan kalah saing. Dan yang kedua, competitor memiliki
inovasi yang berpijak pada fakta real dalam membuat produknya, sementara bagi
yang mencopy saja tidak punya hal itu. Siapapun yang terus memiliki inovasi
yang berpijak pada fakta real akan selalu selangkah lebih maju dan pihak yang
hanya menjadi follower akan semakin menjauh dari pilihan public karena semakin
kamu menjiplak, semakin kamu mengangkat nama produk dari competitor tersebut. Bahkan
Jack Ma mengatakan “You should learn from your competitor, but never copy.
Copy, and you die”
6. Not Passionate About Your Business Idea
Dan kesalahan yang terakhir berkaitan dengan passion kita di
bidang bisnis yakni, “Not passionate about your business idea”. Ketika kita
memulai sebuah bisnis, bukan berarti kita memiliki passion dalam ide bisnis
kita. Mungkin pendekatan yang dilakukan sebelum muncul ide bisnis tertentu
adalah mengenai prospektus material atau di bagian tertentu saja. Sehingga efek
dorongan untuk benar-benar menggali ilmu di bidang bisnis yang di geluti dan merealisasikan
bisnis tidak sebesar keinginan kita untuk menjalankan bisnisnya saja. Karena
setiap bisnis memiliki bidang atau produk yang hendak di jual. Dan produk tersebut
akan menjadi pijakan dasar perusahaan untuk berjalan.
Hal ini bukan berarti, sebagai pengusaha, kita mencari tahu
semuanya tentang produk kita sendirian. Tentu tidak seperti itu, karena kita
bisa mendelegasikan sebagian tanggung jawab kita misalnya dalam meriset produk
pada tim R&D. Tetapi bagaimanapun, jika sebuah bisnis berorientasi pada
persaingan jangka panjang, maka penguasaan bidang bisnis tetap di perlukan oleh
owner walaupun di bantu oleh tim ahli. Oleh karena itu, passion dari sebuah ide
bisnis akan berkaitan dengan effort dan ketahanan kita dalam menghadapi
challenge dalam sebuah bisnis. Tanpa passion dalam ide bisnis kita, kemungkinan
kita akan cepat menyerah. Oleh karena itu, selain kemampuan finansial dalam
merealisasikan suatu ide bisnis, kita mungkin perlu bertanya kembali pada diri
sendiri tentang tujuan kita merealisasikan ide bisnis. Sepenting dan seberharga
apakah goal tersebut, tentunya bukan hanya masalah pride, tapi juga minat terhadap
ide bisnis dan dampak individual maupun sosial yang ingin di dapatkan dari ide
bisnis tersebut.
Posting Komentar