Latest Post


Siapa bilang mahasiswa hanya bisa minta uang jajan kepada orangtua?
Di era digital ini, mahasiswa juga bisa berpenghasilan untuk menambah uang saku bahkan menabung  untuk bayar semesteran! Bisnis online menjadi solusi untuk kamu yang masih harus fokus belajar tapi ingin menambah income dengan memanfaatkan waktu luang.


Berikut ide bisnis online yang akan hits di pilih oleh para mahasiswa di tahun 2020.

1.       Online Shop

Bisnis online shop baik memiliki barang sendiri ataupun dropship bisa menjadi solusi untuk kamu yang masih berstatus sebagai mahasiswa. Karena kamu bisa menjalankan bisnis dengan menyesuaikan jadwal kuliah. Sementara itu bisnis dropship relative minim modal, kamu tidak perlu re-stock dan packing barang. Kamu hanya perlu mempromosikan barang yang ingin dijual.

Teman selingkungan kampus ataupun masyarakat luas bisa menjadi pasar yang potensial. Tinggal pintar-pintar membaca kebutuhan saja karena hampir semua bisnis bisa di online-kan.

Misalnya jika pasar mahasiswa yang kamu bidik maka kamu bisa berbisnis cemilan, outfit kuliah dll. Supaya menarik dan terlihat profesional, kamu bisa membuat identitas/ brand sendiri dengan membuat logo dan website sendiri untuk memasarkan produk. Jika kamu kesulitan membuat logo sendiri, carilah layanan desain logo terpercaya.

Mengenai website, tidak perlu website mahal untuk mengembangkan sebuah bisnis karena website sederhana pun bisa kok! Tapi tetap di ingat, jangan asal-asalan memilih developer website ya, karena ada juga web developer yang kurang bertanggung jawab. Akhirnya
Seperti package website basic yang di tawarkan Hanlyn Multi Global, cocok untuk mengenalkan bisnis dropship kamu lebih kece lagi.

2.       Buka Les Privat Online

Jika kamu punya kemampuan dan minat untuk menjadi seorang pengajar, kamu bisa membuka les privat sendiri. Karena saat ini kemajuan teknologi digital sudah semakin canggih, selain mengajar secara langsung/tatap muka kamu juga bisa mengajar via online menggunakan video call.

Untuk mengenalkan bisnis les privatmu, kamu bisa memberi tahu bahwa kamu membuka les private melalu akun medsos dan juga lewat teman-teman terdekat terlebih dahulu. Kamu juga bisa memanfaatkan berbagai platform online yang mempertemukan pengajar les dengan calon muridnya mulai dari jenjang anak-anak sampai anak kuliahan dan umum. Supaya lebih banyak lagi yang tahu, kamu juga bisa pakai iklan online.

Jika kamu tidak punya keterampilan mengajar bahan-bahan belajar sesuai kurikulum sekolah/ Pendidikan formal, kamu tidak perlu khawatir karena kamu juga bisa membuka kursus di bidang non formal seperti menjahit, memasak, menggambar dll.
Baca Juga : Memahami Iklan Online dan Marketing Funnel Untuk Meningkatkan Penjualan

3.       Menjadi Freelancer Online

Jika kamu punya keahlian menulis, mendesain atau pembuatan website kamu bisa menawarkan diri menjadi seorang freelancer secara online.

Saat ini sudah banyak situs-situs yang menyediakan lowongan kerja khusus freelance. Kamu bisa mendaftarkan diri dan jangan lupa menyertakan portofolio karyamu supaya para pencari pekerja lebih tertarik mempekerjakan kamu.

4.       Bisnis Jual Barang Bekas Online

Menjual barang bekas biasanya adalah jenis bisnis yang diremehkan oleh banyak orang. Tapi jika kita tepat membidik pasar, yakni menjual pada orang yang benar-benar membutuhkannya bisnis ini bisa menjadi peluang yang bagus.

Ditambah dengan sentuhan digital marketing seperti pemilihan desain grafis yang unik pada brand, copy writing dan online ads, bisa meningkatkan ketertarikan calon customer. Jadi walaupun masih berstatus sebagai mahasiswa, tapi kamu tetap bisa mendapatkan income tambahan bukan?






Bisnis Online Indonesia
Siapa yang tidak tahu Hari Belanja Online Nasional atau HarBolNas tanggal 12 Desember (12.12) kemarin? Superrr ramai dengan diskon, dan promo-promonya ya! Antusiasme masyarakat juga sangat tinggi untuk memanfaatkan event ini sampai ada yang setting alarm dan menyempatkan waktu untuk mengecek aplikasi atau website supaya tidak ketinggalan penawaran menarik dari barang/ jasa yang diminati.

Tanggal unik 12.12 yang digunakan untuk menjadi HarBolNas adalah bukti bahwa belanja online sudah menjadi pilihan yang dipilih oleh banyak masyakat di Indonesia. Tapi kalian tahu gak sih kalau HarBolNas sendiri pertama kali di cetuskan oleh perusahaan-perusahaan e-commerce di Indonesia untuk mendorong dan mengedukasi masyarakat dalam berbelanja secara online pada tahun 2012. Karena saat itu belanja online masih cukup asing bagi masyarakat Indonesia. Banyak pula yang menyangsikan dan khawatir akan keamanan bertransaksi secara online. Tapi sekarang? Jangan ditanya! Bahkan Google Search pernah melakukan suatu penelitian pada tahun 2018 dan menobatkan Indonesia menjadi pasar e-commerce terbesar dan paling cepat berkembang di Asia Tenggara.


Kenapa ya alasan belanja online ini menjadi pilihan masyarakat Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini?

Ini dia alasannya!

     1.       Lebih Praktis

Salah satu keunggulan dari toko online adalah kemudahan berbelanja! Hanya butuh internet dan PC/gadget dan langsung bisa belanja. Kita bisa melakukan transaksi lewat berbagai media seperti website, aplikasi maupun media sosial.

2.       Gak Perlu Macet-macetan

Biasanya orang-orang kehabisan waktu hanya sekedar untuk berbelanja, apalagi kalau terjebak macet di jalan. Dengan belanja online bisa hemat waktu dan energi. Karena dimanapun dan kapanpun bisa pesan barang, bayar lewat berbagai metode yang mudah, kirim barang dan ‘boom’ barang diterima.

      3.       Banyak Pilihan dan Bebas Memilih

Alasan lainnya kenapa masyarakat Indonesia lebih suka belanja online adalah karena lebih bebas mengexplore barang/jasa yang di cari satu toko ke toko lainnya dan menemukan lebih banyak variasi pilihan. Dibanding beli offline, tidak jarang ada yang jadi ‘gak enakan’ karena habis ngubek-ngubek toko tertentu dan akhirnya membeli padahal barangnya kurang cocok.

      4.       Bisa Membandingkan Harga

Masih berhubungan dengan poin nomor 3, karena mudahnya menemukan variasi dan kebebasan membandingkan barang tanpa rasa ‘terintimidasi’ customer juga bisa kekeluasaan membandingkan harga. Ini yang mendorong kepuasan berbelanja secar online, mendapatkan harga yang cocok!

      5.       Lebih Murah

Ternyata masyarakat Indonesia termasuk teliti soal harga! Banyak orang menyatakan ternyata harga di toko online biasanya lebih murah setelah membandingkan harga dan membeli di toko offline. Sehingga mereka lebih memilih belanja online untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

      6.       Banyak Promo

Banyaknya promo yang di tawarkan, menjadi daya tarik tersendiri bagi pembeli online. Promo mendorong terjadinya pembelian karena orang-orang merasa dengan promo akan menjadi lebih menguntungkan.

  

      7.       Banyak Pilihan Metode Pembayaran

Selain unggul soal kepraktisan dan harga, dalam metode pembayaranpun toko online banyak menonjolkan sisi kebebasan. Metode pembayaran mulai dari transfer bank, m-banking virtual account, e-wallet, digital credit dll bisa di gunakan jika berbelanja online.

      8.       Reputasi Toko Online yang Baik

Flashback di tahun 2012-an, kenapa belanja online masih belum dilirik karena ini juga berkaitan dengan reputasi toko online itu sendiri. Saat ini, e-commerce besar maupun online shop UKM sudah menyadari pentingnya membangun reputasi yang baik untuk menarik pembeli. Mulai dari pelayanan yang berorientasi kepuasan pelanggan, menampilkan testimoni, membuat website sendiri dan lain-lain. Maka dari itu orang-orang saat ini sudah tidak terlalu khawatir tentang jual beli online.






Saat ini, memiliki website yang professional adalah kebutuhan hampir setiap bisnis. Tetapi, terkadang ketika kita merencanakan untuk membuat website ataupun telah membuat website, kita belum tahu bagaimana cara memaksimalkan website kita untuk mencapai goal bisnis yang di inginkan seperti peningkatan konversi ataupun brand awarness. Untuk itu, kita perlu tahu kebiasaan pengunjung website supaya website Anda tidak sepi pengunjung.


     1. Orang-Orang Membaca Website Dari Perangkat Mobile

Kalau kita perhatikan, hampir semua orang sudah memiliki perangkat mobile pribadi baik berupa smartphone, tablet ataupun laptop. Kalau seandainya website yang kita buat untuk bisnis belum mobile friendly, pengunjung website yang baru saja masuk sudah akan siap-siap untuk pergi lagi. Jadi jangan lupa pastikan bahwa website yang hendak kita buat sudah mobile friendly.


2. Rata-Rata Pengunjung Pindah Ke Website Competitor Setelah Mengalami Bad Web Experience


Tetapi jika sebelum bisa memahami konten website saja mereka harus menunggu lama ataupun menghabiskan banyak waktu untuk sekedar memahami tampilan website yang kurang rapi dan terkesan memusingkan di peangkat mobile mereka, maka mereka pun akan cepat pindah ke website competitor yang memiliki tema ataupun bidang yang sama. Jadi, sebisa mungkin cari keseimbangan antara tampilan dan juga loading speed. Jangan sampai kita fokus pada tampilan tapi membuat website kita susah untuk di buka.


3. User Tidak Membaca Semua Kata Tapi Melakukan Scanning


Maka sebisa mungkin, buat konten yang logis, terstruktur dan gunakan kalimat yang secara umum mudah di pahami, jangan menggunakan kata-kata yang sulit dicerna atapun terlalu panjang untuk mengarahkan pengunjung dalam website.


4. Kebanyakan Ketertarikan User Berhubungan Dengan Desain


Masih berhubungan dengan dengan point nomor 1, yakni tentang experience dan tampilan web.  Bad experience bisa kaitannya dengan tampilan yang tidak mobile friendly, tidak responsive ataupun loading speed yang telalu lama. Ketika pengunjung website mengklik alamat website kita, mereka punya harapan untuk mendapatkan infomasi yang mereka cari bukan? 

Tahukah kamu, kalau kebanyakan pengunjung website sebenarnya tidak selalu membaca semua kata yang ada dalam page website kita. Mereka biasanya menggunakan cara scanning atau membaca cepat dengan memperhatikan kata-kata, symbol ataupun konten gambar yang berhubungan dengan apa yang mereka cari ataupun menarik bagi mereka.

Kebanyakan user menyukai konten yang tersusun rapi, warna yang tepat dan juga tertarik dengan video. Konten yang rapi merujuk pada isinya yang konseptual yakni jelas, logis dan menyajikan argumen pendukung yang tersusun secara sederhana (mudah dicerna). Yang kedua adalah tampilan visual seperti warna. Karena ternyata warnapun memiliki makna dan pengaruh psikologis terhadap audiens yang membacanya.


Selain itu, menurut riset dari Eye Tracking dari Moz yang melihat hasil pencarian di google, orang-orang secara alami memusatkan perhatian mereka pada sebuah video. Maka dari itu, pilih website yang bisa membuat kita lebih leluasa memasukan konten yang menarik, salah satunya bisa menggunakan fitur video slider, unlimited bandwidth yang bisa diandalkan dalam loading speed dan juga juga tentunya Diskspace yang lebih besar untuk bisa menyimpan berbagai konten dengan bebagai formnat seperti yang tersedia dalam Website Corporate Package dari Hanlyn Multi Global.

Nah itu dia kebiasaan-kebiaasaan pengunjung website yang perlu kamu ketahui supaya websitemu bisa maksimal mencapai goal bisnismu.






 Hanlyn Multi Global
Kita mungkin pernah mendengar tentang istilah Big Data. Dari berbagai pembicaraan dan diskusi, mungkin istilah big data sering di kaitkan dengan hukum 3V yaitu Volume (Ukuran), Velocity, (Kecepatan) dan Variety (Jenis). Kehadiran big data menjadi perhatian masyarakat di dunia, karena mengakibatkan disrupsi di berbagai bidang.

Terkait penggunaannya sendiri, kontroversi antara dampak baik dan buruknya masih terus berlanjut dari berbagai sudut pandang ahli. Karena katanya, dari segi positifnya, big data dan analisisnya bisa menjadi alat yang jitu untuk perkembangan bisnis dan tujuan-tujuan pemerintahan.  Tetapi di sisi negatifnya, big data bisa menjadi ancaman, berkenaan masalah privasi dan penyalahgunaan lainnya.

Seperti teknologi lainnya yang akan bermanfaat jika berada di tangan yang tepat dan sebaliknya. Namun sekarang kita tidak akan fokus membahas hal tersebut, melainkan ingin coba mengulik dampak positif apa yang bisa di dapatkan di bidang bisnis dengan pemanfaatan big data. Jadi sebenarnya apa itu big data, bagaimana perkembangannya dan pengaruhnya untuk sebuah bisnis? Lebih lengkapnya mari kita bahas.

Apa itu Big Data?


Banyak pihak yang mencoba mendefinisikan istilah big data.
Misalnya seperti yang di kemukakan oleh Gartner :
“Big data is high-volume, high-velocity and high-variety information assets that demand cost-effective, innovative forms of information processing for enchanced insight and decision making”
Atau definisi lain dari Teradata dan Hortonworks adalah sebagai berikut (dalam bahasa Indonesia) :

“Big Data adalah gerakan atau inisiatif organisasi-organisasi untuk mengambil, menyimpan, memproses dan menganalisa data-data yang sebelumnya tidak memungkinkan atau tidak ekonomis untuk diambil, disimpan, diproses dan dianalisa”


Kita tidak bisa menyalahkan satu definisi dengan definisi lainnya karena sudut pandang yang di gunakan berbeda tetapi tetap mengandung unsur dari big data itu sendiri.
Jadi untuk lebih mudahnya, secara umum big data adalah kumpulan informasi dalam jumlah yang sangat besar, rumit, dan tidak terstruktur sehingga pada awalnya  tidak memungkinkan di simpan, diproses dan dianalisa untuk menjadi suatu pengetahuan dam pengambilan keputusan jika hanya menggunakan database biasa, sehingga akhirnya di kumpulkan oleh perusahaan maupun organisasi menggunakan sistem teknologi.

Berbicara tentang 3 prinsip/karakteristik big data, Volume (Ukuran), meledaknya volume data yang ingin disimpan atau diproses oleh suatu organisasi menjadi salah satu masalah utama yang ingin di pecahkan oleh teknologi big data. Berbeda dengan sekedar network storage, big data tidak hanya menyediakan solusi untuk menyimpan data, tapi juag mengola dan menganalisai data dalam volume yang sangat besar.

Yang kedua tentang Velocity (kecepatan) yang dimaksud adalah kecepatan data yang dibuat. Permasalahan ini berkaitan erat dengan volume data, karena biasanya kecepatan berbanding lurus dengan volume data. Jadi big data juga berusaha memecahkan masalah data yang tidak hanya dapat di simpan dan di kelola dalam jumlah besar tetapi juga bisa juga di kelola dengan lebih cepat dan bahkan realtime. Dan terakhir, yakni Variety (Jenis), yaitu permasalahan yang terjadi akibat banyaknya jenis data, baik itu dari format file data yang masuk ataupun dari sisi datanya sendiri. Masalah ini tidak bisa di pecahkan oleh database atau data warehouse/ platform tradisional.

 Apa Dampaknya Pada Bisnis di Era Revolusi Industri 4.0



Sejak tahun 2011, bisa dikatakan kita telah memasuki Industri 4.0. Hal ini ditandai dengan meningkatnya konektivitas, interaksi, dan batas antara manusia, mesin, dan sumber daya lainnya melalui teknologi informasi dan komunikasi. Big data semakin berkembang, salah satunya karena meningkatnya pengguna internet. Hal ini berdapak besar kepada berbagai bidang, tak terkecuali dibidang bisnis. 

Contoh penggunaan big data di bidang bisnis misalnya data profil pengguna sosial media misalnya facebook, twitter, Instagram dipadukan dengan data perusahaan penjualan atau data pelanggan yang sudah ada di relasional database. Sehingga, analisis untuk melakukan strategi marketing yang jitu bisa di dapatkan. 

Selain itu, personalisasi aplikasi dan situs pencarian sesuai kecenderungan penggunanya merupakan salah satu bentuk penerapan big data. Tidak hanya menjadikan analisis yang bersifat deskriptif, big data juga memungkinkan untuk analisis prediktif bahkan bisa memungkinan menjadi preskriptif. Karena untuk bertahan atau mendapatkan keunggulan kompetitif dengan pelanggan, perusahaan harus menambahkan lebih banyak macam produk dan tentu mereka harus mengetahui bagaimana produk tersebut cocok dengan pelanggan dan bagaimana cara menyampaikannya kepada pelanggan.

Jadi bisa dibilang bahwa big data memiliki peranan yang sangat besar bagi suatu bisnis. Dengan karakteristik big data yang telah di jelaskan di awal yakni 3V : Volume (Ukuran), Velocity, (Kecepatan) dan Variety (Jenis) kita bisa membayangkan bahwa teknologi big data ini memiliki prospektus yang besar bagi kemajuan suatu masyarakat, sehingga perlu di kembangkan dengan baik di Indonesia. Tentunya dengan penggunaan yang bijak dan regulasi yang tepat untuk mengurangi dampak negative yang bisa di timbulkan.






Saat ini, internet hampir bisa dikatakan sebagai salah satu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas masyarakat. Mulai dari arus informasi, hingga penggunaan mesin bisa diotomatisasi melalui internet. Semua menjadi lebih mudah dan lebih cepat. Hal ini memberikan pengaruh besar terhadap cara kerja sistem-sistem masyarakat terutama pada aspek ekonomi.

         Di Indonesia sendiri, pada tahun 2016 tercatat lebih dari 73 juta pengguna aktif internet
  dan pada tahun 2014 transaksi e-commerce mencapai $12 Milyar atau Rp. 150 Triliun. Dan tahukah kamu kalau masyarakat Indonesia termasuk dalam urutan ke 6 pengguna internet terbesar didunia pada tahun 2018?



Lalu apa artinya?
Jangan lupa bahwa kita tengah berhadapan dengan era ekonomi 4.0. Persaingan ditingkat dunia harus kita hadapi dengan persiapan matang.  Untuk mempersiapkan Indonesia 4.0, kabarnya saat ini pemerintah tengah gencar meningkatkan infrastruktur internet. Seperti program Internet cepat di semua kabupaten dengan pembangunan Palapa Ring di barat (Indonesia) yang sudah beroperasi, tengah 77 %, sementara timur masuk 46%.

          Secara kecepatan internet, harus diakui bahwa di antara negara ASEAN, Indonesia berada di urutan nomor 4 setelah Singapura, Malaysia, dan Thailand. Tentu pembangunan internet di Indonesia tidaklah mudah krena Indonesia memiliki ribuan pulau. Selain itu, tidak lupa peningkatan keamanan informasi dan optimasisi tata kelola internet juga dilakukan. Karena tentu saja, internet memiliki resiko keamanan jika tidak terkelola dengan baik.


Terkait bisnis, saat ini ada 4 startup besar Indonesia yang nilai valuasinya sudah lebih besar dari kapitaliasai pasar empat perusahaan seluler. Dari sisi aplikasi maupun pendirian unicorn-unicorn ini sekitar 30 tahun lebih muda dari pada perusahaan seluler.  Jumlah perusahaan  rintisan yang menjadi unicorn pada tahun 2004-2017 terus mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan bahwa sector e-commerce sanagt besar mendorong UKM dan perekonomian nasional. Contohnya Go Food yang bisa menciptakan entrepreneur-entrepreneur baru. Contoh lainnya di bidang marketplace seperti Bukalapak.

Bagi kita yang memiliki fokus dalam dunia bisnis, hal ini tentu bisa menjadi peluang yang menjanjikan. Kita hanya perlu lebih jeli dalam memanfaatkan potensi internet kepada bisnis kita. Misalnya dari segi pemasaran dan branding. Kita perlu belajar dari startup-starup besar di Indonesia saat ini. Mereka memanfaatkan hampir semua tools digital marketing mulai dari website, iklan media sosial, konten, logo dll untuk meningkatkan brand awareness. Hingga saat ini, identitas perusahaan asing-masing unicorn sangat menempel di hampir lapisan masyarakat Indonesia. Bukan berarti kita harus menggunakan semuanya, tetapi satu hal yang dapat kita pelajari yakni, pemanfaatan aset digital dengan maksimal menjadi salah satu kunci.

Jadi, tunggu apalagi? Jangan sampai kita menutup mata dengan tuntutan bisnis di era digital ini. Jika ya, rasanya akan sulit bisa bertahan dalam persaingan, apalagi memenangkannya. Banyak cara untuk merancang strategi digital marketing, kamu bisa belajar dengan mengikuti workshop atau short course digital marketing ataupun bekerjasama dengan perusahaan IT dan digital marketing di kotamu. Good luck entrepreneurs!



www.hanlynmultiglobal.com
Halo Entrepreneur Indonesia!
Bagi kamu yang baru memulai berkecimpung dalam dunia bisnis, tidak ada salahnya mencari tahu tentang apa saja kesalahan-kesalahan yang biasanya di lakukan oleh pebisnis pemula. Tentu saja hal ini supaya kita lebih siap menerima resiko dan juga tentunya belajar agar tidak terjebak pada kesalahan yang sama. Yuk langsung saja kita bahas satu persatu!

      1.       No Plan
Kesalahan pertama seorang entrepreneur pemula biasanya adalah “no plan”, alias tidak ada perencanaan yang jelas. Kami mengerti bahwa semangatmu sangat tinggi dan kamu mungkin tidak sabar untuk memulai bisnis kamu karena melihat prospek keberhasilan, prestige atau motivasi lainnya. Tetapi hal yang tidak boleh di lewatkan dan perlu siapkan adalah perencanaan. Karena perencanaan adalah jalan agar kamu bisa sampai ketujuan. Tanpa perencanaan, kamu akan bingung menentukan arah bisnis agar sesuai dengan tujuanmu di awal. Ibaratnya kamu ingin pergi ke suatu tempat tapi tidak tahu jalannya, kamu hanya mengandalkan coba-coba atau duga-duga saja, padahal kamu akan di hadapkan banyak sekali pilihan.
Pertama, kamu harus memilih transportasi jenis apa yang memungkinkan kamu sampai di tempat tujuan naik bus, kereta, mobil, motor, kapal atau pesawat. Kedua, rute mana saja yang harus dilalui, dan bagaimana cara  menempuh rute-rute tersebut, belum lagi soal biaya transport, jika tidak di hitung secara matang bisa-bisa kamu kehabisan budget sebelum sampai ke tempat tujuan . Begitulah analogi sederhananya. Nah sekarang coba bayangkan hal ini untuk sebuah bisnis. Memulai bisnis dengan sebuah plan/perencanaan bukan berarti semuanya akan berjalan mululs tanpa kesalahan, bukan itu tujuannya. Tetapi dengan perencanaan minimal kamu bisa meminimalisir untuk nyasar, atau malah menjauh dari tempat yang di tuju hingga tidak menemukan tempat yang di tuju. Saking pentingnya sebuah perencanaan, Bejamin Franklin pernah berkata, “If you fail to plan, you are planning to fail”. Dengan perencanaan, evaluasi yang kamu lakukan lebih memiliki pijakan yang jelas sehingga perbaikan effort yang akan diberikanpun bisa lebih efektif dan efisien. Jadi, lakukan riset, buat perencanaan yang cukup matang tentang bagaimana cara dan tahapan kamu mencapai goal dari bisnismu! Go Entrepreneur!

      2.       Spending Way too Much Money
Kesalahan yang kedua yakni “spending way too much money”. Sebenarnya ini bisa jadi ada kaitannya dengan perencanaan. Kamu memilih cara/jalan yang menghabiskan terlalu banyak uang padahal hal itu kurang efektif dan efisien untuk mencapai goal bisnismu. Kami mengerti bahwa setiap bisnis pasti memerlukan modal financial dan terkadang tidak sedikit yang harus di investasikan. Tetapi langkah awal yang terlalu longgar dalam pengeluaran juga bisa berakibat kurang baik jika hal ini maasih belum prioritas dan sesuai dengan tahapan pembangunan bisnismu.

      3.       Doing It Alone
Kesalahan yang tiga adalah “doing it alone”. Sebuah bisnis apapun itu hampir tidak mungkin dilakukan seorang diri jika orientasinya adalah pada pengembangan bisnis semaksimal mungkin. Karena banyak pekerjaan prioritas yang sulit di lakukan oleh satu tenaga SDM. Jika kamu seorang owner bisnis, jangan ragu untuk melimpahkan sebagian tanggung jawabmu kepada orang lain. Buang pemikiran bahwa memperkerjakan SDM itu adalah suatu hal yang merugikan. Karena apa yang akan kamu dapatkan akan sebanding bahkan lebih dari yang kamu keluarkan untuk membayar gaji sdm mu. Tentunya dalam meng-hiring karyawan harus tetap realistis dengan tahap pengembangan bisnis kamu, dan mengedepankan pemilihan SDM yang mendekati kualifikasi. Karena percuma merekrut orang tapi tidak sesuai kualifikasi, jadinya malah gabut dan menghabiskan budget. Jadi jangan melakukan semuanya sendiri, pilih jumlah sdm yang berkualitas yang bisa membantu bisnis selangkah lebih dekat dengan goals kita!

      4.       Making Things Perfect Before Launching
Ketiga, kesalahan yang sering di lakukan para entrepreneur pemula yakni berusaha membuat segala sesuatunya menjadi sempurna sebelum meluncurkan produk. Kadang, hal ini kerap di samakan dengan pembuatan planning bisnis yang telah kita bahas pada point 1. Tapi sebenarnya, ini adalah dua hal yang berbeda. Pembuatan planning tentu saja harus memiliki pijakan yang jelas, tetapi bukan berarti tidak dapat di ubah. Justru, perubahan/flexibilitas harus di lakukan jika seandainya ada asumsi-asumsi yang berubah dan berbeda dari awal pembuatan planning yang tujuannya adalah problem solving. Beda dengan ambisi membuat semuanya sempurna terlebih dahulu, hal ini akan menghambat bahkan dalam pembuatan planning hampir tidak mungkin membuat semuanya perfect. Untuk itulah diperlukan strategi dan pemilihan masalah dan prioritas serta keputusan yang tepat dalam setiap langkah yang diambil oleh perusahaan atau sebuah bisnis.

      5.       Copying Other
Kesalahan selanjutnya adalah “copying other”. Wajar, apabila kita terinspirasi oleh kesuksesan yang di raih orang lain dalam menjalankan usahanya hingga kita pun terdorong untuk membuat bisnis yang sama. Tapi ketika kita memutuskan membuat bisnis yang sama, maka saat itulah inspirator kita menjadi competitor kita. Bleajar dari dari competitor yang memiliki track record kesuksesan adalah hal yang di perlukan, karena ilmu tentang kesuksesan bisa di miliki oleh setiap orang yang mencarinya. Tetapi, jika yang kita ambil bukanlah ilmunya melainkan hanya mengcopy secara teknis, atau hasilnya maka siap-siap kalah kompetisi. Kenapa? Pertama, ini karena competitor sudah memiliki brand yang kuat dan di pilih oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Maka kamu akan kalah saing. Dan yang kedua, competitor memiliki inovasi yang berpijak pada fakta real dalam membuat produknya, sementara bagi yang mencopy saja tidak punya hal itu. Siapapun yang terus memiliki inovasi yang berpijak pada fakta real akan selalu selangkah lebih maju dan pihak yang hanya menjadi follower akan semakin menjauh dari pilihan public karena semakin kamu menjiplak, semakin kamu mengangkat nama produk dari competitor tersebut. Bahkan Jack Ma mengatakan “You should learn from your competitor, but never copy. Copy, and you die”

      6.       Not Passionate About Your Business Idea
Dan kesalahan yang terakhir berkaitan dengan passion kita di bidang bisnis yakni, “Not passionate about your business idea”. Ketika kita memulai sebuah bisnis, bukan berarti kita memiliki passion dalam ide bisnis kita. Mungkin pendekatan yang dilakukan sebelum muncul ide bisnis tertentu adalah mengenai prospektus material atau di bagian tertentu saja. Sehingga efek dorongan untuk benar-benar menggali ilmu di bidang bisnis yang di geluti dan merealisasikan bisnis tidak sebesar keinginan kita untuk menjalankan bisnisnya saja. Karena setiap bisnis memiliki bidang atau produk yang hendak di jual. Dan produk tersebut akan menjadi pijakan dasar perusahaan untuk berjalan.
Hal ini bukan berarti, sebagai pengusaha, kita mencari tahu semuanya tentang produk kita sendirian. Tentu tidak seperti itu, karena kita bisa mendelegasikan sebagian tanggung jawab kita misalnya dalam meriset produk pada tim R&D. Tetapi bagaimanapun, jika sebuah bisnis berorientasi pada persaingan jangka panjang, maka penguasaan bidang bisnis tetap di perlukan oleh owner walaupun di bantu oleh tim ahli. Oleh karena itu, passion dari sebuah ide bisnis akan berkaitan dengan effort dan ketahanan kita dalam menghadapi challenge dalam sebuah bisnis. Tanpa passion dalam ide bisnis kita, kemungkinan kita akan cepat menyerah. Oleh karena itu, selain kemampuan finansial dalam merealisasikan suatu ide bisnis, kita mungkin perlu bertanya kembali pada diri sendiri tentang tujuan kita merealisasikan ide bisnis. Sepenting dan seberharga apakah goal tersebut, tentunya bukan hanya masalah pride, tapi juga minat terhadap ide bisnis dan dampak individual maupun sosial yang ingin di dapatkan dari ide bisnis tersebut.


Hanlyn Multi Global
Indonesia tergolong negara yang masih sangat kekurangan jumlah entrepeneur di banding negara-negara lain. Berdasarkan data Global Entrepreneurship Index (GEI), Indonesia berada di urutan ke-97 dari 136 negara dan di berada di bawah Vietnam, Malaysia, dan Thailand untuk kawasan ASEAN. Tetapi, dengan munculnya berbagai startup yang mendapatkan minat masyarakat yang begitu besar nampaknya menjadi trigger adanya ratusan startup di Indonesia yang di laporkan pada tahun 2018 mencapai 992 perusahaan rintisan menurut riset Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi & Komunikasi Indonesia (MIKTI). Hal tersebut seperti menunjukan bahwa saat ini menjadi seorang entrepreneur sukses yang memulai bisnis dari bawah bukan lagi hal yang mustahil bagi siapapun yang mau memberikan effort maksimal untuk mengembangkan bisnis yang di rintis. Terutama dalam hal mentalitas belajar, kerja keras dan juga keterbukaan untuk melihat berbagai masalah serta peluang di masyarakat serta menciptakan ide-ide kreatif untuk menjawabnya. Dan tak lupa adalah peran teknologi digital yang dapat di bilang berhasil di manfaatkan oleh para founder unicorn besar di Indonesia ini. Ya benar, tanpa website dan aplikasi yang siap di download dengan mudah di google playstore atau playstore sejenis yang umum di gunakan oleh masyarakat Indonesia, antusiasme publik mungkin tidak sefantastis saat ini. Selain ketepatan menyentuh kebutuhan-kebutuhan masyarakat, memang kemudahan pengguna yang di tawarkan dalam bentuk web apps maupun aplikasi android/ios menjadi daya tarik tersendiri. Karena justru hal itu yang tidak di dapatkan oleh masyarakat saat era industri 4.0 belum se-familiar seperti sekarang. Jika kamu berencana atau sedang merintis sebuah bisnis ataupun startup, mungkin beberapa kisah perintisan startup dari founder Indonesia ini bisa menginspirasi.

      1.       Achmad Zacky—Founder Bukalapak
Kita tentu sudah tidak asing lagi dengan marketplace bukalapak bukan? Bukalapak merupakan salah satu online marketplace terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara dengan pertumbuhan penjualan mencapai 20 persen per bulan dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun. Bukalapak di dirikan oleh Achmad Zacky pada pada tahun 2010. Achmad Zacky saat ini berusia 32 tahun, itu artinya ia memulai bisnisnya membangun bukalapak pada usia yang terbilang cukup muda yakni 23 tahun. Sebelum masuk kuliah di ITB, Zacky memiliki tujuan yang sederhana yakni memperoleh ijazah, memiliki pekerjaan yang bagus dan gaji yang besar. Tetapi seiring melalui masa kuliahnya, terjadi perubahan cara berpikir dalam memandang tujuan. Dalam membangun bisnisnya, Achmad Zacky berpikir untuk mendirikan sesuatu yang juga bisa bermanfaat bagi masyarakat luas. Kemudian akhirnya ia memutuskan untuk membuat situs yang bisa memfasilitasi penjual dan pembeli dan dirikanlah Bukalapak. Tidak mudah mengajak orang untuk berjualan di Bukalapak karena pada waktu itu pengguna internet belum sebanyak saat ini, situ serupa pun masih sangat jarang di Indonesia, padahal untuk berjualan di Bukalapak tidak dipungut biaya alias gratis. Kebanyakan pedagang offline tidak mau ribet berjualan lewat internet dan tantangan yang cukup berat ada pada kepercayaan customer pada e-commerce, takut tertipu dll. Tapi Zacky tidak berputus asa, melainkan menciptakan inovasi-inovasi untuk menciptakan kepercayaan antar penjual dan pembeli, misalnya seperti edukasi dengan memberikan penghargaan pada seller dan sering mensosialisasikannya lewat medsos. Hingga dalam waktu tiga tahun jumlah lalu lintas penjual dan pembeli di Bukalapak berkembang pesat. Jika pada awal pendirian Bukalapak Achmad Zacky harus merogoh budgetnya sendiri, kini Bukalapak mendapatkan pendanaan dari beberapa investor seperti Batavia Incubator, IMJ Inverment dll. Ada salah satu pandangan Achmad Zacky yang dapat menjadi petimbangan para intrepeneur dan calon intrepeneur :
“Karena jika Anda bertambah tua, sudah menikah dan memiliki anak, Anda cenderung memiliki lebih pertimbangan dan konservatif. [...] Jika saya harus membangun startup saya dengan bermodalkan nol saat ini, saya mungkin tidak mau mengambil resiko karena saya memiliki istri dan seorang anak perempuan”

      2.       Nadhiem Makariem—Founder Gojek
Kamu pelanggan setia gojek? Tahu bagaimana cerita di balik nama perusahaan yang bergerak di bidang layanan ojek online sebelum akhirnya menjadi se-booming saat ini? Percaya atau tidak, saat ini PT. Gojek Indonesia merupakan startup Indonesia pertama yang memiliki valusi bisnis 1 milyar dolar pada tahun 2016 mulai di rintis dari nol di tahun 2010 oleh Nadhiem Makariem. Pada saat itu Gojek di mulai dengan 30 orang driver. Sebelum mendirikan gojek, Nadhiem sendiri sering menggunakan jasa ojek pangkalan sebagai alat transportasi untuk melakukan berbagai aktivitasnya, karena jika menggunakan mobil akan ‘susah sampai’. Namun ketika sangat di butuhkan, ojek pangkalan sering sulit dicari dan sebaliknya, tarifnya pun tidak pasti kadang 40 ribu kadang 10 ribu. Akhirnya Nadhiem memutuskan untuk memeiliki ojek langganan dan sering mengajak ngopi serta ngobrol-ngobrol dengan ojek langganannya tersebut. Dari  hasil perbincangan tersebut Nadhiem banyak mengetahui tentang masalah yang terjadi dalam transportasi ojek serta kesejahteraan pengemudinya.  Menurutnya permasalahan jasa ojek ini bukan hanya jadi masalahnya, melainkan merupakan problem  fundamental dimana ada supply dan demand yang tidak seimbang. Setelah mendirikan gojek, Nadhiem mengaku banyak belajar dari kesalahan dan kegagalan begitupun juga gojek. “Tidak ada malapetaka yang bisa terjadi pada company teknologi belum terjadi di go-jek”, kata Nadhiem di sambut tawa mahasiswa LSPR. Nadhiem berpendapat bahwa Gojek harus memberikan solusi pada kebutuhan sehari-hari konsumen Indonesia. Nadhiem berharap gojek dapat menginspirasi Indonesia bahwa teknologi dapat memperbaiki kehidupan banyak orang. Walaupun saat ini ada Grab, perusahaan singapura yang merupakan pesaing berat gojek, ini lah pandangan Nadhiem terhadap hal tersebut yang mungkin dapat menjadi inspirasi bagi kita :
“Hal ini benar-benar sulit ketika Anda berada dalam fase, berada di persaingan ini, ketika segala hal saling beradu, bersaing ketat saat ini. Namun Anda menyadari bahwamemang di butuhkan suatu kompetisi untuk menciptakan skala dan membawa perubahan”
                                                  
3    3.       Ferry Unardi—Founder Traveloka
Saat ini siapa yang tidak tahu Traveloka? E-commerce yang bergerak di bidang layanan pemesanan tiket pesawat, kereta, hotel dan berbagai fasilitas menarik lainnya ini didirikan oleh Ferry Unardi tepat pada usianya yang ke 23 pada tahun 2012. Kini, layanannya bukan hanya bisa di nikmati oleh masyarakat Indonesia, tetapi juga negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Singapura, Filipina dan Vietnam. Demi mendirikan Traveloka, Ferry Unardi memiih melepaskan pekerjaannya di microsoft dan berhenti dari kuliah S2-nya. Berawal dari masalah-masalah yang terjadi pada saat Ferry sering memesan tiket pesawat semasa kuliah. Sebab ia perlu bolak-balik Amerika-Indonesia ataupun ke beberapa tempat lainnya untuk suatu keperluan. Sulitnya mendapatkan tiket seperti yang di harapkan, sering mengalami putus informasi pada saat memesan tiket misalnya tiba-tiba websitenya error atau tidak ada follow up selanjutnya dari agennya. Dari situlah Ferry melihat suatu peluang untuk memperbaiki sistem dalam layanan ini mulai dari penguatan dari segi websitenya mulai dari maintanance, layout, dan fitur-fiturnya serta dari segi layanannya yang open 24 jam. Traveloka di dirikan pada awalnya hanya mengandalkan skill IT dari Ferry dan temannya yang sama-sama memiliki background engineer. Mulai dari analisis e-commerce, sistem enterprise, coding dan sebagainya. Setelah traveloka di luncurkan,  tantangan terberat saat itu adalah mengembangkan perusahaan dengan jumlah karyawan yang hanya 8 orang. Selain itu, banyak maskapai penerbangan yang tidak mau bekerjasama dengan traveloka. Tetapi Ferry pantang menyerah, ia terus berusaha meyakinkan pihak perusahaan maskapai penerbangan hingga kita bisa memilih maskapai penerbangan apapun di situs atau aplikasi traveloka. Ferry juga memperbaiki layanan customer service sehingga masyarakat lebih leluasa untuk mengajukan berbagai pertanyaan. Hal itu yang membuat traveloka kini terus berkembang dan memiliki nilai valuasi mencapai sekitar 26,3 Triliun Rupiah denga jumlah kunjungan  16,5 juta pengunjuang tiap bulannya. Berikut adalah pernyataan Ferry saat memutuskan membangun sebuah bisnis walaupun pada awalnya dia tidak melihat bahwa dirinya merupakan seorang entrepeneur melainkan seorang engineer :
“Saya ingat ketika semua orang mempertanyakan keputusan saya untuk berhenti, tapi itulah yang harus dilakukan. Berhenti kuliah adalah keputusan yang sangat sulit, baik untuk saya dan pasangan saya karena ia bekerja untuk LnkerdIn pada saat itu dan memiliki saham yang belum sepenuhnya diperoleh. Tapi saya ingat pernah mengatakan, ‘kita (berusia) 23, kita masih cukup muda untuk melakukan kesalahan dan bahwa tidak ada waktu yang lebih baik”

Setiap perusahaan besar tidak mungkin menjadi besar dengan sendirinya, bahkan bagi founder startup sekelas Mark Zukrberg (Founder Facebook). Selalu ada kisah kerja keras, mental challenge, atau bahkan kegagalan yang harus di alami oleh mereka para entrepreneur. Tidak lupa, pemanfaatan teknologi digital yang tepat menjadi andil keberhasilan bisnis di era digital ini, terutama yang paling umum terlihat adalah website dan aplikasi, serta yang pasti ada peran digital marketing yang jitu disana. So, teman-teman satu hal yang berbeda dari era-era sebelumnya kenapa peluang bisnis terbuka lebar saat ini bagi mereka yang mau belajar, bekerja keras dan bekerja cerdas yaitu bahwa sumber informasi sangat melimpah dan mudah di akses oleh siapapun hanya saja permasalahannya ada metode kita untuk mengolah informasi-informasi tersebut menjadi sebuah inovasi dan solusi. Itulah kisah-kisah inspiratif dari beberapa founder startup Indonesia, semoga dapat memotivasi kita dalam memberikan kontribusi terbaik untuk bangsa dalam bidang entrepreneur.

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Gambar tema oleh Ollustrator. Diberdayakan oleh Blogger.